Pentingnya memperhatikan detak jantung sebelum olahraga

Written on Senin, 16 Januari 2012 | Senin, Januari 16, 2012

jantung sehat
foto by tdwclub.com


Ketika olahraga biasanya kebanyakan orang akan lebih mengkhawatirkan mengenai jumlah kalori yang terbakar. Padahal memperhatikan denyut jantung sebelum olahraga jauh cukup penting. Karena dengan memperhatikan denyut jantung sebelum olahraga dapat mengoptimalkan olahraga yang dilakukan. Sebelum mengkhawatirkan mengenai jumlah kalori yang terbakar, sebaiknya perhatikan dulu denyut jantung. Olahraga yang sesuai dengan denyut jantung untuk usia masing-masing orang memungkinkan orang dapat membangun fondasi yang kuat untuk tubuh bugar dan jantung sehat.

"Tujuan olahraga bagi hampir setiap orang adalah untuk mendapatkan tahap di mana tubuh cukup fit untuk latihan dalam zona latihan detak jantung," kata Dr. Adrian Hutber dari American College of Sports Medicine seperti dilansir dari HealthNews,Selasa (10/1/2012).

Zona latihan detak jantung atau tingkat detak jantung, didasarkan pada detak jantung maksimum (MHR), yang kira-kira dinilai sekitar 220 dikurangi usia.

"Denyut jantung merupakan indikator yang sangat baik," kata Dr. Hutber.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) target denyut jantung normal adalah:
Untuk aktivitas fisik dengan intensitas sedang target denyut jantung seseorang harus 50-70 persen dari MHR. Senam kuat harus bertujuan untuk mendapatkan sekitar 70-85 persen. Seorang wanita 62 tahun memiliki tingkat zona target denyut jantung diperkirakan 111-134 denyut per menit. Sedangkan seorang berusia 18 tahun memiliki sekitar 141-172. Tubuh memerlukan setidaknya 150 jam aktivitas fisik tingkat sedang per minggu untuk menjadi sehat.

Denyut jantung adalah cara yang paling tepat dan mudah untuk melacak tingkat intensitas. "Metabolic Equivalent of Task (MET), digunakan untuk mengukur konsumsi energi, VO2, dan mengukur penyerapan oksigen. Tetapi untuk kebanyakan orang lebih mudah untuk menentukan persentase dari detak jantung maksimum," kata Dr. Hutber.

Mengukur Denyut Jantung Sementara menurut DR.med.Suhantoro, SpKO, FACSM (K) dalam wawancara dengan detikHealth sebelumnya mengatakan cara yang aman adalah mengukur denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan DNM = 220 - Umur, kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM. DR Suhantoro mencontohkan orang yang berusia 40 tahun maka DNM saat ia berolahraga adalah 220 - 40 = 180. Kemudian angka 180 dikalikan dengan 60 persen untuk batas ringan dan 70 persen untuk batas atas yang hasilnya 108-126 per menit.

Dengan mengetahui denyut nadi tersebut, maka orang yang berusia 40 tahun harus berhenti sejenak dari olahraganya ketika denyut nadinya sudah melampaui 126 per menit. Jika masih dipaksakan yang terjadi adalah kram jantung yang membuat serangan jantung. Untuk menghitung denyut jantung bisa dengan cara menghitung nadi di dekat tangan atau yang lebih praktis memakai jam yang ada detak jantungnya.
"Sekali lagi perlu diperhatikan kondisi denyut jantung saat berolahraga jangan sampai melebihi batas maksimal yang bisa membahayakan jantung," ingat Dr Suhantoro. Jika sudah merasa melampaui dosis saat lari di futsal misalnya, berikan saja bola-bola itu ke orang lain yang masih kuat. Satu lagi saat istirahat minumlah air dengan suhu 15-16 derajat atau minuman manis dengan kadar gula 2,5-5 persen.

"Minuman yang terlalu dingin akan sulit diabsorb tubuh karena suhu tubuh setelah olahraga sedang dalam kondisi panas," jelas Dr Suhantoro.


(detik.com)
Blog, Updated at: Senin, Januari 16, 2012

1 komentar: