Sushi ternyata tidak selalu sehat

Written on Jumat, 16 September 2011 | Jumat, September 16, 2011

Sushi telah menjadi makanan yang populer di dunia, yang terdiri dari kombinasi nasi yang lengket, nori, dan ikan yang bercita rasa dan lezat. Banyak orang percaya bahwa sushi adalah makanan yang sehat.

Tampaknya, opini itu kini tak selamanya benar. Seperti dikutip dari Daily Mail, Louise Sutton, seorang ahli gizi dari Leeds Metropolitan university, mengungkapkan lima bukti bahwa Sushi tak selalu menyehatkan.

1. Kolesterol
Telur ikan yang berwarna orange itu yang selalu digunakan sebagai topping Sushi kaya akan asam lemak Omega-3. Kandungan itu juga bisa melindungi anda dari penyakit jantung. Meski begitu, anda perlu tahu bahwa telur ikan juga memiliki kandungan kolesterol yang tinggi. Alangkah lebih baik jika anda tak mengkonsumsinya dalam jumlah yang besar atau kadar kolesterol dalam darah bisa meningkat.

2. Garam
Kadar garam dalam Sushi itu rendah. Tetapi kandungan garam dalam kecap yang biasa digunakan sebagai pelengkap makan sushi itu sangat tinggi.
Satu sachet kecap mengandung 1 gram garam, dan jumlah maksimum asupan garam per hari adalah enam gram. Kecap terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi. Kecap harus anda hindari bagi mereka yang memiliki masalah darah tinggi.

3. Cacing gelang
Dua penelitian yang diadakan oleh the American College of Gastroenterology melaporkan sebuah peningkatan dalam kasus infeksi anisakiasis (cacing gelang) yang terjadi saat memakan makanan laut mentah dalam sajian sushi. Ketika tertelan oleh manusia, larva cacing gelang masuk ke dalam jalur jaringan perut dan usus. Hal ini menyebabkan sakit perut yang tiba tiba, kembung dan diare. Cacing gelang juga dapat menular melalui kucing dan anjing. Menurut National health service (NHS) ikan mentah Inggris harus dibekukan dalam suhu minus 20 derajat celcius, setidaknya selama 24 jam. Metode ini dapat membunuh larva cacing gelang.

4. Merkuri
Sebuah penelitian dari British Journal Biology letters tahun lalu mengungkapkan bahwa ikan tuna dalam sushi di berbagai restoran dan supermarket di AS mengandung kadar merkuri yang melebihi yang seharusnya ditetapkan oleh lembaga
pemantau kesehatan pangan. Kandungan yang berlebihan dari merkuri terkait dengan resiko gangguan syaraf, termasuk kerusakan
otak, tuli dan kebutaan. Wanita hamil disarankan untuk membatasi atau mencegah konsumsi dari beberapa ikan, termasuk ikan tuna mentah selama masa kehamilan.

5. Bakteri
Salah satu bakteri yang paling sering ditemukan dalam sushi adalah Staphylococcus aureus. Pemicu itu lebih sering karena bakteri itu juga ditemukan dalam nasi lengket yang biasa digunakan sebagai komposisi utama dari sushi ketimbang ikan mentah.
Jika nasi tidak didinginkan segera setelah dibuat, maka bakteri akan muncul di permukaan, meninggallkannya dalam suhu ruangan, yang akan meningkatkan resiko racun lebih banyak. pastikanlah anda makan sushi segera mungkin setelah ia dibuat.


Mediaindonesia.com
Blog, Updated at: Jumat, September 16, 2011

0 komentar:

Posting Komentar