Dalam kondisi tertentu, sejumlah wanita akan mengalami menopause sebelum usia 45 tahun atau biasa disebut menopause dini. Sejauh ini para ilmuwan menduga hal ini disebabkan oleh gaya hidup dan kebiasaan makan yang tak sehat. Padahal sebuah studi baru menemukan bahwa wanita yang mengalami menoupause dini memiliki kemungkinan dua kali lipat mengalami serangan jantung atau stroke dibandingkan wanita yang tidak mengalaminya.
"Ada beberapa kriteria wanita tertentu yang berisiko tinggi," ujar Dr. Melissa Wellons, ketua tim peneliti dari University of Alabama di Birmingham.
"Lebih baik cek faktor risiko tradisionalnya terlebih dulu seperti mengecek kadar kolesterol dan tekanan darah yang seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung," tambahnya seperti dilansir dari reuters, Kamis (28/6/2012).
Studi yang dipublikasikan di jurnal Menopause ini melibatkan 2.509 wanita Amerika, 331 dari etnis China, 641 wanita kulit hitam dan 550 wanita Latin. Hampir 700 orang atau 28 persen diantaranya mengalami menopause dini, baik secara alami maupun menopause pasca histerektomi atau operasi untuk menghilangkan rahim yang dapat menyebabkan menopause dini. Selain itu, di awal studi tak ada partisipan yang dilaporkan mengidap penyakit jantung tertentu. Setelah 5 tahun, peneliti menemukan 23 partisipan (3,3 persen) yang mengalami menopause dini dan 27 partisipan (1,5 persen) yang tidak mengalami menopause dini, menderita serangan jantung atau jantungnya berhenti.
Sama halnya dengan 18 partisipan (2,6 persen) yang mengalami menopause dini dan terjangkit stroke selama studi, padahal partisipan yang tidak mengalami menopause dini dan terjangkit stroke hanya 19 orang (1 persen). Tidak jelas mengapa menopause dini bisa dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Hanya saja Wellons menduga estrogen-lah penyebabnya karena tubuh wanita menghasilkan sedikit estrogen setelah mengalami menopause. Namun tidak ada bukti bahwa mengonsumsi hormon untuk mengatasi perubahan tersebut dapat menurunkan risiko wanita terhadap penyakit kardiovaskular.
Sebaliknya, studi yang digelar Women's Health Initiative menyarankan agar terapi penggantia hormon harus dihentikan lebih awal karena wanita yang mengonsumsi hormon setelah menopause justru berisiko lebih tinggi terserang penyakit jantung dan kanker-kanker tertentu.
(detik.com)
Artikelnya bagus, ini mau saya tambahin sedikit info aja tentang kelebihan IUD dalam menurunkan kanker serviks
BalasHapus